July 11, 2025
UAV tradisional (kendaraan udara tak berawak) biasanya mengandalkan sistem komunikasi radio, di mana drone dan remote controllernya dilengkapi dengan transceiver radio.Sistem ini memungkinkan untuk transmisi dua arah perintah, video, dan telemetri. Namun, sebuah inovasi baru UAV serat optik muncul sebagai solusi untuk tantangan perang elektronik modern.pertama kali diperkenalkan oleh DARPA pada tahun 2000 di bawah Close Combat Lethal Reconnaissance (CCLR) program, awalnya diabaikan karena efektivitas sistem kontrol radio konvensional pada saat itu.
Dalam lingkungan perang elektronik yang keras di medan perang Ukraina, produsen UAV telah menghadapi semakin banyak kesulitan karena sinyal RF tradisional sering terganggu.Kendaraan militer sering dilengkapi dengan jammer drone yang mampu menciptakan zona perlindungan yang luasDalam konteks ini, UAV serat optik telah mendapatkan minat dan potensi pasar yang baru.
Drone serat optik menggunakan serat optik sebagai hubungan komunikasi antara UAV dan stasiun kontrol darat.dan ketahanan yang kuat terhadap gangguan elektromagnetikInti dari UAV serat adalah sistem transmisi optik, yang terdiri dari pemancar serat di pesawat dan penerima di tanah.Transmitter mengubah video yang direkam menjadi sinyal optik, yang ditransmisikan melalui serat dan kemudian didekode kembali ke video di stasiun darat.Ini memungkinkan transmisi video definisi tinggi atau bahkan ultra-tinggi dengan stabilitas yang unggul di lingkungan yang intensif gangguan.